Showing posts with label Wisdom & InnerSelf dev. Show all posts
Showing posts with label Wisdom & InnerSelf dev. Show all posts

Wednesday, June 3, 2015

Cara tidak setuju dengan Boss Anda - dan selamat



10 Tips untuk Ketidaksepakatan yang Efektif dalam Hubungan dengan Boss
 

Ini bukanlah sebuah bunuh diri karir untuk tidak setuju dengan atasan Anda. Bahkan, manajer yang percaya diri dalam keterampilan dan posisi mereka sendiri, ingin punya karyawan yang kadang tidak setuju dengan keputusannya. Dengan ketidaksepakatan datang ide-ide yang lebih baik, masalah diselesaikan, hubungan positif, produk yang lebih baik bagi pelanggan Anda, dan pertumbuhan pribadi dan pengembangan.Tidak setuju dengan bos lebih mudah jika budaya kerja organisasi Anda mendukung pendapat dan sudut pandang yang berbeda.

Terlibat, karyawan yang terlibat didorong untuk menawarkan pendapat dan ide-ide dalam budaya yang menghargai dan ingin mengambil keuntungan dari bakat, keterampilan, pendidikan, dan pengalaman karyawan mereka.Bos
juga manusia. Mereka memiliki gaya manajemen khusus  dari diktator hingga yang lepas tangan  hingga mereka tidak bisa didekati. Jadi kenali bos Anda dan atau gaya kepemimpinannya untuk menilai berapa banyak perbedaan pendapat yang akan dihargai dan ditoleransi.

Bagaimana pendekatan Anda terhadap ketidaksepakatan sangat penting ketika Anda ingin tidak setuju dengan atasan Anda. rasa hormat, pendekatan bijaksana akan selalu mengalahkan keagresifan, menuntut pendekatan untuk diskusi. Memiliki fakta yang ada dan meyakinkan bisa membantu. Meneliti daerah perselisihan, benchmarking terhadap praktik perusahaan lain, dan berbicara dengan komunitas industri Anda tentang best practices nonkompetitif akan membawa verifikasi yang diperlukan untuk mendukung pendapat Anda.

Apa yang terjadi jika Anda telah melakukan pekerjaan terbaik Anda untuk tidak setuju dengan keputusan atau arahan dan bos memutuskan untuk tetap berada di jalan yang dia pilih atau menolak solusi Anda?

Anda beritahu atasan bahwa meski Anda tidak setuju, Anda akan menerapkan proyek karena ia telah memutuskan. Bos memiliki otoritas pengambilan keputusan dan Anda akan tahu titik di mana itu menjadi tidak baik jika ketidak-setujuan dilanjutkan.

Terutama ketika keputusan melibatkan isu-isu bisnis yang serius yang mungkin memerlukan strategi yg mempengaruhi manajemen perubahan, komitmen keuangan, dan energi emosional dari karyawan, pendapat Anda perlu fakta untuk mendukungnya. Bos Anda tidak akan setuju kecuali Anda menyajikan data, pembandingan atau pengetahuan yang signifikan untuk mendukung rencana Anda. Karyawan dapat mengalami
kelelahan perubahan dan menjadi kecewa ketika mereka tidak melihat manfaat dari perubahan.Dengan semua ini dalam pikiran, Anda dapat mengambil tindakan tertentu dan membangun hubungan sebelum perselisihan. Berikut adalah sepuluh rekomendasi yang akan membuat 'tidak setuju' dengan bos lebih mudah, lebih aman, dan lebih mungkin untuk memiliki dampak pada situasi.

Ambil 10 Tindakan Kunci persiapan untuk Tidak SetujuBerikut adalah tindakan kunci yang karyawan saya kenal telah dilakukan dengan benar ketika mereka telah berhasil tidak setuju dengan bos mereka.
  1. Mereka membangun hubungan yang pertama. Jadi, ketika mereka tidak setuju, mereka memiliki hubungan yang baik untuk memulai.
  2. Mereka memiliki catatan keberhasilan dan membuat bos terlihat baik. Bos memiliki beberapa keyakinan bahwa rekomendasi mereka akan bekerja karena pengalaman positif di masa lalu.
  3. Mereka memiliki sejarah mempraktekkan keberanian personal. Mereka bisa diandalkan untuk berbicara demi kebaikan bisnis, tidak setuju ketika mereka benar-benar berpikir mereka yakin, bukan hanya untuk tidak setuju.
  4. Mereka menunjukkan komitmen untuk keberhasilan keseluruhan bisnis, tidak hanya untuk membesarkan diri pribadi, bidangnya, atau promosi karir mereka. Mereka menghindari membuat rekomendasi yang membantu salah satu komponen atau departemen bisnis tetapi tidak optimal untuk orang lain atau keseluruhan.
  5. Mereka to the point dan tidak bermain-main. Bahkan jika mereka berusaha mencari sekutu yang setuju dengan posisi mereka, mereka tetap berada di depan tentang hal itu.
  6. Mereka tidak membuat bos merasa seperti orang idiot. Tak satu pun dari perselisihan itu ditujukan secara pribadi dengan nama panggilan, sarkasme, atau penghinaan. Ia datang sebagai logis mendekati masalah, demi kepentingan terbaik dari tim. Mereka mulai diskusi dengan mengidentifikasiarea kesepakatan.
  7. Mereka menggunakan bos sebagai mentor. Tidak peduli berapa banyak mereka tidak setuju dengan bos, dia masih melakukan sesuatu yang benar untuk berada di posisi manajer dan bos. Mereka bertanya pada diri sendiri apa yang bisa mereka pelajari dan mencari waktu dengan bos untuk membahas isu-isu dan pendekatan.
  8. etika bisnis dan hubungan mereka yang tidak tercela. Mereka adalah orang-orang dimana bos bisa nyaman kembali, medapat dukungan, dan merasa cukup berada di belakang.
  9. Mereka tidak berkeliaran di sekitar bosnya bos hanya untuk mengajukan kasus mereka. Bos tidak buta oleh bosnya dan melaporkan karyawan yang tidak setuju. Ia juga tidak terkejut dengan posisi individu yang menceritakan dengan mendengar tentang hal itu untuk pertama kalinya dalam sesama manajer dan eksekutif.
  10. Mereka komunikator yang baik yang bisa mengekspresikan diri dengan meyakinkan dengan bukti dan alasan yang cukup untuk kasus mereka. Mereka tahu bahwa "Saya pikir" atau "Saya merasa" tidak cukup untuk mempengaruhi arah kritis. Mereka butuh untuk menyajikan data dan fakta. Mereka perlu untuk menunjukkan bahwa mereka telah meneliti solusi mereka secara menyeluruh, termasuk benchmarking perusahaan lain yang sejenis dalam industri mereka.
Gunakan tips-tips ini untuk mempersiapkan hari - dan hal itu akan datang jika Anda adalah karyawan yang baik, jenis karyawan yang paling diinginkan seorang bos - ketika Anda ingin atau perlu tidak setuju dengan atasan Anda. Siap kan diri anda untuk tidak setuju untuk membangun hubungan yang  kuat dan efektif dengan atasan Anda.

Sumber: http://humanresources. about.com/

Thursday, May 28, 2015

What is Truth?

What is Truth?

Truth is knowledge that when acted upon elevates the practitioner to a higher degree of understanding, usefulness or awareness.

Understanding is the conscious awareness of the relationship between thought, action and consequence. Usefulness is the degree to which our service or application of knowledge elevates our physical and or spiritual relationships. Awareness is the sense of interconnection of all things. When a child turns on a light, he or she sees the result. To see the electrons in the wiring, the breaker box, the utility poles, transformers and the generator is to be aware.

Many claim to have or to know the truth, as if the truth were a thing to be possessed. They then use this possession as a tool to enslave others. It is in our nature to seek and to cultivate truth and many follow blindly the perverted orations of those who profess an abundance of it. Religion is not alone in its claim to possession of the truth. Even atheist espouse a superior knowledge and hold in disregard those who think differently. To be certain of ones beliefs is to close ones mind to other possibilities. Our world is nothing if not infinite possibilities and to willfully ignore the same it to sever our potential for spiritual growth.

Wednesday, May 27, 2015

Adversity Quotient - Kecerdasan Menghadapi Masalah



 Adversity Quotient -  Kecerdasan Menghadapi Masalah





Paul G. Stoltz. Pernah dengar nama itu?  Adversity Quotient. Pernah dengar istilah itu?

Lalu, apa hubungan keduanya? Kalau Anda belum pernah mendengar atau membaca tentang keduanya, ijinkan saya beritahu. Adversity Quotient adalah judul buku yang ditulis oleh Paul G.Stoltz tahun 1997, sekitar dua tahun setelah dunia digoncangkan oleh publisitas Emotional Quotient-nya Daniel Goleman. Dan setelah itu, sejumlah penulis menawarkan berbagai jenis “quotient” lainnya; dengan atau tanpa penelitian yang mendalam.
Apa terjemahan yang tepat untuk Adversity Quotient (AQ) ini? Kecerdasan mengatasi kesulitan, kecerdasan mengubah masalah menjadi berkah, dan kecerdasan adver-sitas adalah beberapa “terjemahan” yang digunakan kawan-kawan di Indonesia. Adversity sendiri punya sinonim nasib buruk, kemalangan, kesulitan, masalah, dan sejenisnya. Jadi, upaya menerjemahkan kata itu cukup sah buat saya. Namun untuk kepentingan tulisan ini, mari kita gunakan saja singkatannya: AQ.
Salah satu tiang utama penopang teori AQ adalah asumsi bahwa “kejadian atau peristiwa tidak penting, namun tanggapan atau respons terhadap kejadian akan menentukan masa depan”. Kejadian yang menimpa diri Anda tidak penting, tetapi bagaimana dan apa tanggapan Anda atau kejadian tersebut bersifat menentukan.
Contoh pertama: Atasan memarahi Anda karena laporan yang tidak akurat (kejadian). Lalu, Anda membenci dan menganggapnya kejam (tanggapan). Akibat atau hasilnya, hubungan Anda dengan atasan memburuk dan karier Anda terancam. Atau kejadian yang sama Anda tanggapi dengan melakukan instropeksi, berusaha memperbaiki kinerja, dan minta maaf atas ketidaktelitian Anda; maka, akibatnya hubungan Anda membaik dan karier Anda tidak terancam.
Contoh kedua: Anda mendapatkan warisan dari orangtua sebesar lima miliar rupiah (kejadian). Lalu, Anda menggunakannya untuk membeli mobil mewah dan liburan keluar negeri—ke Amerika selama dua seminggu, ke Eropa selama dua minggu, dan ke Australia selama seminggu—sesuai dengan cita-cita yang sudah lama Anda impikan (tanggapan). Hasilnya, warisan Anda ludes dalam sekejap. Atau, warisan yang sama Anda gunakan untuk membeli reksadana saham sebagai persiapan pensiun senilai dua setengah miliar; satu setengah miliar berikutnya Anda tabung dalam bentuk reksadana campuran untuk dana pendidikan ke universitas untuk tiga anak Anda yang sekarang berangkat remaja; sepuluh persennya Anda sumbangkan untuk amal dan sedekah anak yatim; sepuluh persen yang terakhir Anda gunakan untuk renovasi rumah, deposito dana darurat, dan sebagainya. Hasilnya, anak-anak lebih terjamin pendidikannya dan Anda siap menjemput masa pensiun kelak dengan gembira.
Contoh ketiga: kekasih yang sangat Anda cintai, meninggalkan Anda untuk menikah dengan teman karib Anda (kejadian). Lalu, Anda merasa terhina, kemudian melabrak mereka berdua dan melukai wajah mereka berdua. Hasilnya, Anda ditangkap polisi dan diproses hukum hingga masuk penjara. Atau kejadian yang sama Anda tanggapi dengan bersyukur, menganggap bahwa mungkin itu juga berkah terselubung dari Tuhan. Anda bahkan datang ke perkawinan mereka dan mendoakan mereka dengan ikhlas agar menjadi pasangan yang berbahagia. Hasilnya, Anda tenang untuk melangkah dan mencari pasangan baru pengganti kekasih tersebut.

K + T = H

 


Dalam tiga contoh di atas ada rumus bakunya, yakni: Kejadian + Tanggapan = Hasil (K+T=H). Dan hasil dari proses percengkeramaan “kejadian” dengan “tanggapan” itu lebih banyak ditentukan oleh “tanggapan” Anda atau “kejadian”; bukan didikte oleh “kejadian” itu sendiri. Anda bisa membuat atau mengolah setiap kejadian agar menjadi “kutuk” atau menjadi “berkah”; Anda bisa membuat peristiwa apapun menjadi pemicu untuk maju, atau penghancur semangat juang; Anda bisa membuat perlakuan-perlakuan orang yang tidak adil menjadi pemicu untuk bersikap adil, memperjuangkan keadilan, mengabdikan diri sebagai penegak hukum yang sungguh-sungguh, atau perlakuan yang tidak adil itu justru Anda ijinkan untuk menghancurkan motivasi untuk hidup dan berkarya.

Sungguh kita patut tak henti bersyukur bahwa Tuhan menciptakan kita semua (manusia) sebagai mahluk dengan kemampuan memberikan tanggapan-tanggapan secara kreatif. Output yang dihasilkan oleh manusia tidak selalu sama dengan input, karena kita bukan mesin produksi dipabrik sepatu. Kemalangan, dukacita, kesengsaraan, musibah, dan bencana, bisa kita tanggapi dengan konstruktif, beriman, berimajinasi, rekonstruksi memori, berpikir logis dan bertindak taktik, sehingga kemudian muncullah keriangan, suka cita, damai sejahtera, kebajikan, kearifan, dan sebagainya. Batas-batas kreativitas itu bahkan belum sepenuhnya bisa terpetakan oleh para periset dan cendikiawan yang pernah hidup sampai hari ini. Itu sebab berbagai kejadian yang paling buruk sekalipun bisa memunculkan inspirasi dan karya luar biasa dalam sejarah.

Apakah dengan memahami resep sukses bahwa K+T=H akan membuat Anda sukses? Itu saya tak berani jamin. Sebab bukan resep sukses ini yang penting; melainkan bagaimana sebuah resep sederhana macam begini Anda praktikkan gegap gempita dalam hidup, itulah yang paling menentukan. Dan kalau menggunakan cara berpikir AQ, maka resep sukses kali ini tidak lebih dari kejadian (K), sedangkan tanggapan (+T) Anda atas resep sukses inilah yang justru lebih menentukan hasilnya (=H).

C.O.R.E - Dimensi dalam Adversity Quotient






Menurut Stoltz (2007) Adversity Quotient memiliki 4 dimensi yang dapat mengukur kemampuan individu dan dapat mengevaluasi dimensi-dimensi yang dimilikinya.
  • Kendali/Control (C)
Dimensi C menunjukkan bagaimana seseorang merasa memiliki kendali terhadap peristiwa yang dialaminya. Semakin rendah adversity quotient seseorang dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya orang tersebut merasakan bahwa peristiwa-peristiwa yang buruk berada di luar kendali (locus of control eksternal), dan sedikit orang mampu mencegahnya atau membatasi kerugian-kerugiannya. Sebaliknya orang yang memiliki dimensi C tinggi merasa bahwa pada setiap kejadian  ia memiliki kendali di dalamnya, sehingga ia dapat mengubah situasi tersebut menjadi lebih baik sesuai dengan keinginannya (locus of control internal).
  • Jangkauan/reach (R)
Semakin rendah adversity quotient dan skor individu dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya individu memandang kesulitan sebagai sesuatu yang merasuki wilayah-wilayah lain kehidupannya. Sedangkan semakin tinggi adversity quotient dan skor individu dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya individu merespon kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas.
  •  Daya tahan/endurance (E)
Penelitian yang dilakukan oleh Lorraine Johnsons dan Stuart Biddle (dalam Stoltz, 2007) menunjukkan bahwa individu yang melihat kemampuan mereka sebagai penyebab kegagalan cenderung kurang bertahan dibandingkan dengan orang yang mengkaitkan kegagalan dengan usaha yang mereka lakukan. Oleh karena itu semakin tinggi adversity quotient dan skor individu dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya individu memandang kesuksesan sebagai seseuatu yang berlangsung lama. Sebaliknya individu yang memiliki adversity quotient dan skor individu dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya individu memandang kesulitan sebagai peristiwa yang berlangsung lama.
  •  Kepemilikan/origin and ownership (O2)
Semakin tinggi adversity quotient dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya individu memandang kesuksesan sebagai pekerjaannya dan kesulitan sebagai sesuatu yang berasal dari pihak luar. Sedangkan semakin rendah adversity quotion dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya menganggap kesulitan sebagai sesuatu yang merupakan kesalahannya dan menganggap peristiwa baik sebagai keberuntungan yang diakibatkan kekuatan dari luar.

 

Jadi, bagaimana tanggapan Anda kali ini?

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------  Coba berapa score adversity quotient anda disini ?

Spoiler for Update : Test AQ anda:

Quote:
Berapa banyak kejadian buruk yang Anda alami pada kejadian harian rata-rata berikut? Apakah Anda termakan oleh peristiwa ini atau Anda membuat mereka menyebabkan kinerja anda meningkat kuat? Berikut adalah test Adversity Quotient (AQ) untuk menguji pola sadar tentang bagaimana orang merespons kesulitan, dan menunjukkan bagaimana meningkatkan dan, dengan demikian, membantu individu menjadi berharga di tempat kerja.

Adversity Response Profile

Bayangkan peristiwa berikut seolah-olah mereka terjadi sekarang. Kemudian lingkari jumlah yang mewakili jawaban Anda untuk setiap pertanyaan yang berkaitan.

Skala 1 – 5 sesuai jawaban masing2

1. Anda menderita kemunduran keuangan.
Sejauh mana Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
Tidak sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya

2. Anda diabaikan untuk promosi.
Sejauh mana Anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi?
Tidak bertanggung jawab sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya bertanggung jawab

3. Anda dikritik karena proyek besar yang baru saja Anda selesai.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 5 terbatas situasi ini

4. Anda tidak sengaja menghapus email penting.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
bersedih selamanya 1 2 3 4 5 cepat bangkit

5. Proyek prioritas tinggi yang sedang Anda kerjakan akan dibatalkan.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 5 terbatas situasi ini

6. Seseorang yang anda hormati mengabaikan upaya Anda untuk membahas masalah penting.
Sejauh mana Anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini?
Tidak bertanggung jawab sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya bertanggung jawab

7. Orang-orang tidak menanggapi dengan baik atas ide-ide terbaru Anda.
Sejauh mana Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
Tidak sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya

8. Anda tidak dapat mengambil liburan yang sangat dibutuhkan.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
bersedih selamanya 1 2 3 4 5 cepat bangkit

9. Anda selalu menemui lampu merah di jalan padahal ada janji penting.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 5 terbatas situasi ini

10. Setelah mencari sampai ke seluruh ruangan, Anda tidak dapat menemukan dokumen penting.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
bersedih selamanya 1 2 3 4 5 cepat bangkit

11. tempat Anda kerja adalah tidak memuaskan.
Sejauh mana Anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini?
Tidak bertanggung jawab sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya bertanggung jawab

12. Anda melewatkan janji penting.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 5 terbatas situasi ini

13. kewajiban pribadi Anda dan pekerjaan anda yang tidak seimbang.
Sejauh mana Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
Tidak sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya

14. Anda sepertinya tidak pernah memiliki cukup uang.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
bersedih selamanya 1 2 3 4 5 cepat bangkit

15. Anda tidak berolahraga secara teratur meskipun Anda tahu Anda harus.
Sejauh mana Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
Tidak sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya

16. Organisasi Anda tidak memenuhi tujuannya.
Sejauh mana Anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini?
Tidak bertanggung jawab sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya bertanggung jawab

17. Komputer Anda ngehang untuk ketiga kalinya minggu ini.
Sejauh mana Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
Tidak sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya

18. Pertemuan2 dimana Anda berada adalah benar2 membuang waktu.
Sejauh mana Anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini?
Tidak bertanggung jawab sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya bertanggung jawab

19. Anda kehilangan sesuatu yang penting bagi Anda.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Bertahan selamanya 1 2 3 4 5 cepat lulus

20. Bos Anda dengan tegas tidak setuju dengan keputusan Anda.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 5 terbatas situasi ini


Scoring


Tanggapan AQ Anda terdiri dari empat dimensi CORE. Memahami mereka adalah langkah pertama menuju meningkatkan respons Anda terhadap kesulitan, memperluas kapasitas Anda, dan, pada akhirnya, meningkatkan keseluruhan AQ Anda.

Masukkan masing-masing dari 20 angka yang Anda dilingkari pada Adversity Response Profile di kotak sesuai yang muncul di bawah. Kemudian masukkan total untuk setiap kolom dalam kotak yang sesuai. Tambahkan empat total dan kemudian kalikan jumlahnya dengan dua untuk skor akhir Anda.

C ___ O___ R___ E___

1. ___ 2.___ 3. ___ 4. ___

7. ___ 6. ___ 5. ___ 8. ___

13 .___ 11 .___ 9. ___ 10 .___

15 .___ 16 .___ 12 .___ 14 .___

17 .___ 18 .___ 20 .___ 19 .___

Jumlah C = ___ Jumlah O = ___ Jumlah R = ___ Total E = ___

Jumlah (C + O + R + E) x 2 = ARP Skor = ________

Nilai rata-rata ARP adalah 147,5. berapa skor Anda? Lebih tinggi lebih baik. silakan share disini.


Bila Anda tertarik dengan bagaimana membangun mindset dan metode yang tepat untuk mencapai kesuksesan dan keberlimpahan silakan mempelajari di buku saya: 

LIMITLESS ABUNDANCE: METODE ILMIAH YANG AMPUH UNTUK MEWUJUDKAN SEGALA KEINGINAN ANDA MELALUI PENYELARASAN DIRI DENGAN TUJUAN MULIA yang dapat dibaca di:

versi eBook di Googleplay 



sumber :

www.mitrapembelajar. com
personalitydwijunianto.wordpress. com 

Monday, May 18, 2015

CINTA & KEBIJAKSANAAN (Cara Mengeliminasi Ego)

CINTA DAN KEBIJAKSANAAN

  • Cinta adalah puncak dari kebijaksanaan. Kebijaksanaan harus diubah menjadi cinta, cinta harus diubah menjadi kebahagiaan. Benih kebijaksanaan harus diubah menjadi bunga cinta.
  • Kecerdasan tidak dapat memberi kebahagiaan. Para penulis membantah dirinya sendiri dan akhirnya pembacanya harus meminum dari cangkir pahit keraguan. Keraguan menyebabkan kebingungan dan kegilaan.
  • Faust, setelah rambutnya memutih bergumul di debu2 perpustakaan menyatakan ‘ aku telah pelajari semua dengan kerinduan yang kuat, aku pelajari dengan rasa lapar, dan sekarang aku menjadi orang bodoh yang memelas karena kekacauan pikiran, apa yang kuketahui? Adalah sama dengan yang kuketahui dulu, yaitu aku hanya mengetahui bahwa aku tidak mengetahui apapun.’
  • Intelektualisme mengakibatkan neurasthenia dan penyakit yang menginfeksi sistem saraf cerebrospinal.
  • Orang yang kelelahan karena seumur hidupnya diantara debu2 perpustakaan, jatuh kedalam lembah keragu-raguan dan hanya satu hal yang dia ketahui yaitu bahwa dia tidak mengetahui apapun.
  • Sangat menyedihkan hidup hanya mengkonsumsi teori. Yang terbaik adalah merubah kebijaksanaan menjadi cinta. Mencintai adalah yang terbaik. Kebahagiaan adalah perwujudan dari cinta.
  • Kita harus membangunkan kesadaran dengan berkat dari api cinta, kita harus mencintai agar mencapai kebahagiaan.
  • Intelektual hanyalah pikiran beku di otak kita.
  • Siapapun yang ingin mengalami kebahagiaan dan pencerahan harus menaklukan masa kecil yang hilang. Sangat baik merubah kebijaksanaan menjadi cinta.


Ada tiga tahap dalam menghilangkan penyimpangan psikologi yang biasa disebut ‘aku’/'diriku’/ego, emosi:

1. SADARLAH!!, AMATI, tanyakan, apa yang kita pikirkan? mengapa kita memikirkan hal itu? apa perasaan kita? mengapa perasaan itu muncul? emosi apa yang terjadi pada diriku? apa penyebabnya? siapa sebenarnya yang mengendalikan pikiran dan perasaanku ini? dari mana datangnya pikiran ini? apa perasaan ini baik untukku? apa perasaan ini lama-lama akan membunuhku jika kupikirkan terus? apakah yang ku kuatirkan? apakah yang kutakutkan akan benar terjadi??? Dsb,dsb..

Contoh: amati saat ada sesuatu yang membuat anda jadi sangat emosional, jangan menilai atau menghakimi, hanya amati…

Jika kamu menjadi satu dengan emosimu/ marahmu, tidak apa, tapi amatilah,amati setiap pikiran yang melogiskan dan membenarkan marah tersebut, mengapa saya harus marah, siapa aku, dia itu apa, dia hanya saudara kita yang juga menderita dan didalam dia ada nafas tuhan, mengapa hal itu membuat saya marah terhadap dia. Amati ego kita yang muncul.

Jika kesombongan/ kebanggaan muncul, tidak apa2, tapi jangan memperkuatnya, jangan pula menekan, amati, apa yang kamu dorong/tekan akan memberikan gaya berlawanan yang seimbang, aksi reaksi, pendulum yang ditekan akan memberikan balasan setara gaya yang dikenakan padanya, semakin emosi ditekan, semakin kuat dia mendorong.

Apapun yang kamu lakukan jangan melakukan dengan cara mekanikal, lakukan dengan kesadaran dan penuh perhatian. Hilangkan ketidakpedulian.dengan mengamati bahwa sebenarnya kita adalah budak emosi maka kita dapat masuk tahap ke-2,

2. PAHAMI!! dengan mengamati, kita akan menyadari betapa mekanikal, irasional, dan reaktifnya pikiran dan emosi kita, dan ini akan memberi tanda agar suatu saat kelak kita dapat kembali dan memahami lebih dalam akan pikiran dan perasaan tersebut. kita kadang melihat orang berlaku bodoh, tapi kita jarang melihat diri kita sendiri sebenarnya juga melakukan hal bodoh. jika kita melihat diri kita dengan ‘moment of now’ seperti kita melihat orang lain, maka kita tiba pada pemahaman diri kita,

3. ELIMINASI ego tersebut dengan mengosongkan. dengan mengosongkannya maka kita akan dapat mengisi kekosongan tersebut dengan cinta, kegelapan hilang karena cahaya datang. cara mengosongkan adalah dengan meditasi. meditasi sesungguhnya adalah berpikir, setiap kita berpikir kita bermeditasi. hidup memberi kita pelajaran dan pengalaman yang kita butuhkan untuk mengenali dan memahami diri kita yang sesungguhnya, dan bila kita gagal dalam mempelajari dan berubah, maka pengalaman itu akan berulang dalam kehidupan kita, itulah yang disebut karma.

mungkin konsep ini sulit diterima: bila kita mengamati diri kita, dan berpikir, lalu sebenarnya siapa yang diamati? siapa yang mengamati? kita dapat memisahkan diri kita dengan emosi kita, dengan pikiran dan niat jahat kita, lalu, siapakah aku?

jika kita ingin sukses dalam hidup, kita harus menghilangkan ‘aku’ sang ego. jika kita ingin menghilangkan ego, kita harus memisahkan diri dari semua penyimpangan dan cacat pikiran dan perasaan. jika kita ingin memisahkan diri dari kecacatan pikiran dan perasaan, jangan menghukum, mengutuk, atau menghakimi. hanya pahami saja..

jika kita menghakimi, kita menyembunyikannya dalam ruang kecil dipikiran kita, dan jika kita membenarkan emosi tersebut, kita sebenarnya malah menguatkan. bila kita memahami setiap defect, kita telah memisahkannya dan menghilangkannya dalam diri kita.

-Samael Aun Weor-


-Diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh THELIMITLESS-

Nb: walaupun Ilmu pengetahuan modern belum mengetahui sesuatupun tentang ini, tapi ini sudah dikenal secara umum sepanjang dunia ‘rahasia’, dibalik semua agama besar didunia. Bahwa pikiran dari seorang individu akan ‘menarik’ persamaan nya kedalam hidup (hal yang sama dengan yang dipikirkan). Ini disebut ‘the Law of Psychological Affinities’. Bila kita marah, kita akan menarik “ atom-atom” marah dari energi dan energi ini akan disatukan / disintesis ke dalam aliran darah .

Kita adalah apa yang kita makan: Tidak hanya makanan yang kita makan, tetapi citraan mental yang kita proses juga. Citraan mental adalah makanan pikiran. Mereka yang tidak mengubah bentuk citraan mental akan kesulitan mencerna mental/pikiran . maka, ambil nasihat ini: Berpikirlah secara positif! Bercita-cita, bersungguhlah untuk menjadi baik dan cintai sesamamu yang lain. Maka anda akan menarik kebaikan, dan orang-orang akan mengenali itu pada diri anda (sekalipun itu di bawah sadar mereka), dan itu akan membantu anda di dalam hidup sehari-hari.

Apakah mungkin untuk mengubah segalanya menjadi benar dan baik? Tidak, itu sungguh mustahil untuk kita, untuk hanya mengatakan, ” Aku tidak akan marah lagi.” Kita semua tahu bahwa itu adalah alur penyebab kesengsaraan dan kegagalan.  - pekerjaan besar dari realisasi diri - bukanlah sesuatu yang teoritis, itu adalah sesuatu yang kita harus jalani, saat ini juga. Kita harus menjadi praktisi.

Drama Kosmis bukan satu ideologi untuk diterima atau ditolak,seperti semudah mengubah pendapat seseorang. Kita dapat ubah partai politik kita hanya dengan perkataan, ” Aku sekarang mengikuti partai politik ini, Aku memilih mereka sekarang.” Bagaimanapun kita tidak bisa berharap untuk mengubah diri kita hanya dengan memikirkan atau percaya akan itu. Seseorang yang hidup dengan keras di dalam pikiran dan teori nya tidak akan melihat apapun yang riil dan mereka tidak akan berubah dalam diri yang lebih superior (diri yg lebih mulia) mereka. Oleh karena itu, ini adalah sesuatu yang kritis untuk dipahami. untuk berubah, pertama diperlukan pengetahuan,tentang apa yang harus ubah. Agar menjadi sesuatu yang berbeda, anda harus berhenti menjadi anda yang sekarang.


-Terima kasih-


Bila Anda tertarik dengan bagaimana membangun mindset dan metode yang tepat untuk mencapai kesuksesan dan keberlimpahan silakan mempelajari di buku saya: 

LIMITLESS ABUNDANCE: METODE ILMIAH YANG AMPUH UNTUK MEWUJUDKAN SEGALA KEINGINAN ANDA MELALUI PENYELARASAN DIRI DENGAN TUJUAN MULIA yang dapat dibaca di:

versi eBook di Googleplay 

cinta sejati / nafsu / takut kehilangan / ingin memiliki?


-PENDIDIKAN FUNDAMENTAL: MENGENAI CINTA-

Jangan menghakimi dan menilai sesuatu sebelum anda memahami dari segala sisi, BACAAN MENDESAK BAGI BUMI YANG KEHILANGAN CINTA. Bantu sebarkan ini agar cinta menjadi satu-satunya hukum yang berlaku didunia.

-sepenggal definisi dari buku Fundamental Education karangan Samael Aun Weor-

  • Sejak di bangku sekolah, siswa harus memahami betul apa yang disebut cinta.
  • Cinta kadang-kadang terkacaukan sebagai ketakutan dan ketergantungan, meski begitu keduanya bukan cinta.
  • Siswa tergantung pada orangtuanya dan gurunya, dan sudah jelas bahwa mereka menghormati sekaligus takut pada saat yang bersamaan. Anak2 dan remaja bergantung pada orangtua akan makanan, baju, uang, tempat tinggal, dsb, dan sangat jelas mereka butuh perlindungan dan merasa terlindungi. Mereka tahu bahwa mereka tergantung pada orangtuanya dan karena alasan ini mereka hormat dan takut pada orang tua, tetapi ini bukan cinta.
  • Sebagai bukti, kita dapat mengecek anak atau remaja manapun bahwa mereka lebih percaya kepada teman sekolah mereka daripada orangtua mereka sendiri. Sesungguhnya dan senyatanya, anak dan remaja ini membicarakan hal-hal bahkan yang intim kepada teman mereka, bukan pada orang tua mereka.
  • Ini menunjukkan bahwa tidak ada kepercayaan yang sesungguhnya antara anak dan orangtua, tidak ada cinta sejati.
  • Sangat penting dan darurat untuk memahami bahwa terdapat perbedaan radikal antara cinta dan apa yg disebut takut, hormat dan ketergantungan.
  • Sangat perlu untuk memberitahu dengan segala rasa hormat kepada orangtua dan guru agar tidak terbingungkan antara hormat ini dan cinta.
  • Rasa hormat dan cinta harus berjalan beriringan dan bersatu, tapi jangan terkecoh antara keduanya.
  • Orangtua takut akan anaknya dan menginginkan yang terbaik bagi mereka, pekerjaan yang layak, pernikahan yang indah, keamanan, dsb. Dan akhirnya terbingungkan antara ketakutan ini dengan cinta sejati.
  • Sangat penting untuk memahami bahwa tanpa cinta sejati, sangat sulit untuk orangtua dan guru membimbing generasi baru secara bijak, meskipun sesungguhnya mereka punya niat yang baik akan itu.
  • Jalan menuju jurang yang dalam diaspali oleh niat baik.
  • Mari kita lihat kasus ‘memberontak tanpa sebab’ yang menjadi mental epidemik yang menyebar keseluruh dunia. Ratusan ‘anak kaya’ yang katanya disayang, dimanja, dan dicintai orangtuanya, mereka melakukan pencurian, perampokan, mengganggu wanita, menyerang orang lemah, bergabung dalam gangster, mengganggu dan merusak segala, dan tidak hormat terhadap guru dan orangtua. ‘Memberontak tanpa sebab’adalah akibat dari kurangnya cinta sejati.
  • Jika ada cinta sejati, maka tidak akan ada kasus’memberontak tanpa sebab’ tersebut.
  • Jika orangtua benar2 mencintai anaknya, mereka akan tahu bagaimana membimbing mereka dengan cerdas dan tidak akan ada kasus tersebut.
  • ‘Memberontak tanpa sebab’ adalah akibat dari bimbingan yang salah.
  • Orangtua merasa tidak memiliki cukup cinta untuk mereka untuk benar2 dan sungguh2 mendedikasikan diri mereka untuk mendidik dan membimbing mereka dengan bijaksana.
  • Orangtua modern hanya berpikir uang, dan memberi anak mereka dengan uang,uang, dan uang, mobil keluaran terbaru, pakaian termahal, dsb. Tapi mereka tidak sungguh2 mencintai. Orangtua tidak memiliki cinta sejati, mereka tidak tahu bagaimana mencintai dan akibatnya terjadi kasus2 tersebut.
  • Kedangkalan jaman ini dikarenakan kurangnya cinta sejati.
  • Kehidupan modern seperti mata air yang dangkal, tidak ada kedalamannya sedikitpun.
  • Pada danau yang dalam, banyak mahkluk yang dapat hidup, banyak ikan, tapi kubangan dipinggir jalan, pada akhirnya akan mengering, dan hanya tersisa lumpur kemiskinan dan kegilaan.
  • Sangat sulit untuk memahami keindahan cinta dan segala kemuliaannya jika kita belum mempelajari cara mencintai.
  • Orang2 terbingungkan antara cinta, hormat dan takut.
  • Kita menghormati yang lebih tinggi, menakutinya, dan kita pikir kita mencintainya.
  • Anak takut akan cambukan, otoritas, nilai/kelas yang tidak baik, cacian di rumah atau di dalam sekolah, dll. Dan mereka pikir mereka sungguh2 mencintai orangtua mereka dan guru mereka, tetapi sesungguhnya mereka hanya takut terhadap mereka.
  • Kita tergantung pada pekerjaan, pada bos, kita takut akan kesengsaraan tidak punya pekerjaan, dan kita akhirnya percaya begitu saja bahwa kita mencintai bos kita, bahkan berhati-hati terhadap yang disukai atau tidak disukai bos. Tapi itu bukan cinta, itu takut.
  • Banyak orang takut bepikir tentang dirinya sendiri, tentang kesengsaraan hidup dan kematian. Mereka takut menanyakan, memenelusuri, memahami, mempelajari, dsb. Dan akhirnya mereka mengatakan ‘aku cinta Tuhanku, dan itu sudah cukup’.
  • Mereka pikir mereka percaya bahwa mereka mencintai Tuhan, tapi pada kenyataannya mereka bukan cinta, mereka takut.
  • Selama perang, seorang istri merasa mengagumi suaminya lebih dari segalanya dan berharap dengan penuh agar suaminya pulang. Pada kenyataannya, istri tersebut tidak mencintai suami, dia hanya takut ditinggal suami, tidak punya suami lagi dan tidak punya perlindungan.
  • Perbudakan psikologi, ketergantungan pada orang lain, bukan cinta. Itu hanya takut dan hanya itu.
  • Seorang anak disekolah, tergantung pada gurunya, dan sangat jelas terlihat bahwa dia takut diusir dari kelas, nilai yang rendah, cercaan, dan berkali-kali dia percaya bahwa dia mencintai gurunya tapi yang terjadi adalah dia takut padanya.
  • Jika istri hamil atau dalam bahaya karena suatu penyakit mematikan, suami percaya bahwa dia mencintai dia lebih lagi dari pada segalanya. Tapi yang sesungguhnya terjadi adalah dia takut kehilangannya. Dia tergantung pada istri akan banyak hal, makanan, seks, cucian, kasih sayang, dsb. Dia takut kehilangan istri, itu bukan cinta.
  • Semua orang mengatakan bahwa dia menyayangi semua orang, tetapi itu bukan pengecualian. Sangat sulit untuk mencari seseorang dalam hidup ini yang betul2 tahu cinta sejati.
  • Jika orang tua cinta anaknya, jika anak cinta orangtua dan guru, dan guru cinta muridnya dengan benar, maka tidak akan ada perang. Perang akan menjadi 100% mustahil terjadi.
  • Apa yang terjadi adalah orang-orang tidak memahami apa itu cinta. Dan setiap ketakutan, belenggu psikologi, perbudakan, senua nafsu dan hasrat terkacaukan dengan cinta.
  • Orang-orang tidak tahu bagaimana mencintai, jika iya, hidup pasti seperti surga.
  • Para pencinta percaya bahwa mereka cinta dan beberapa bahkan bersumpah dengan darah bahwa mereka cinta. Bagaimanapun, mereka hanya berkobar nafsunya. Jika nafsu itu sudah terpuaskan, istana pasir tersebut akhirnya runtuh.
  • Nafsu (sering disubut hasrat/passion) cenderung membutakan pikiran dan hati. Semua orang dengan ‘passion’ percaya bahwa mereka mencintai.
  • Sangat jarang didunia ini untuk menemukan pasangan yang memiliki cinta sejati, pasangan penuh nafsu banyak, tetapi yang betul2 saling mencintai sangat sulit didapat.
  • Semua artis bernyanyi tentang cinta, tetapi dia tidak tahu apa itu cinta dan terbingungkan dengan nafsu.
  • Jika ada sesuatu yang sulit dilakukan didunia, adalah menghindari kebingungan antara nafsu dengan cinta.
  • Nafsu itu 100% seksual. Nafsu itu kebinatangan tapi terkadang terlihat sangat murni dan sulit dipisahkan dari cinta. Dia selalu tercampur dengan cinta.
  • Guru harus mengajari murid dan remaja untuk dapat membedakan cinta dengan nafsu. Hanya dengan cara ini semua tragedi kehidupan dapat dicegah dimasa mendatang.
  • Guru berkewajiban mendorong rasa tanggungjawab pada diri murid-murid, oleh karena itu mereka harus dipersiapkan dengan benar sehingga mereka tidak jatuh kedalam tragedi kehidupan.
  • Sangat penting untuk memahami apa itu cinta. Karena tidak boleh dicampur dengan iri, nafsu, kekerasan, ketakutan, ketertarikan,ketergantungan psikologis,dll.
  • Cinta, sayangnya tidak ada dan muncul pada manusia,tidak dapat dibeli, dimiliki, atau ditanam seperti sayur di kebun.
  • Cinta harus terlahir didalam diri. Hanya terlahir jika kita telah memahami sepenuhnya kebencian, ketakutan, nafsu seksual, perbudakan psikologis, dan ketergantungan yang ada didalam diri kita.
  • Kita harus memahami apa itu penyimpangan psikologikal. Dan bagaimana prosesnya didalam kita, bukan hanya pada level intelektual tapi juga semua level tersembunyi dan tak terdefinisi pada bawah sadar kita.
  • Sangat penting mengeluarkan semua penyimpangan tersebut dari pikiran dinamis kita. Hanya denga cara ini cinta lahir didalam kita dalam bentuk murni dan spontan.
  • Sangat sulit mencoba merubah dunia tanpa api cinta, hanya cinta yang bisa merubah dunia.
Terima Kasih.

Bila Anda tertarik dengan bagaimana membangun mindset dan metode yang tepat untuk mencapai kesuksesan dan keberlimpahan silakan mempelajari di buku saya: 

LIMITLESS ABUNDANCE: METODE ILMIAH YANG AMPUH UNTUK MEWUJUDKAN SEGALA KEINGINAN ANDA MELALUI PENYELARASAN DIRI DENGAN TUJUAN MULIA yang dapat dibaca di:

versi eBook di Googleplay