Monday, May 18, 2015

CINTA & KEBIJAKSANAAN (Cara Mengeliminasi Ego)

CINTA DAN KEBIJAKSANAAN

  • Cinta adalah puncak dari kebijaksanaan. Kebijaksanaan harus diubah menjadi cinta, cinta harus diubah menjadi kebahagiaan. Benih kebijaksanaan harus diubah menjadi bunga cinta.
  • Kecerdasan tidak dapat memberi kebahagiaan. Para penulis membantah dirinya sendiri dan akhirnya pembacanya harus meminum dari cangkir pahit keraguan. Keraguan menyebabkan kebingungan dan kegilaan.
  • Faust, setelah rambutnya memutih bergumul di debu2 perpustakaan menyatakan ‘ aku telah pelajari semua dengan kerinduan yang kuat, aku pelajari dengan rasa lapar, dan sekarang aku menjadi orang bodoh yang memelas karena kekacauan pikiran, apa yang kuketahui? Adalah sama dengan yang kuketahui dulu, yaitu aku hanya mengetahui bahwa aku tidak mengetahui apapun.’
  • Intelektualisme mengakibatkan neurasthenia dan penyakit yang menginfeksi sistem saraf cerebrospinal.
  • Orang yang kelelahan karena seumur hidupnya diantara debu2 perpustakaan, jatuh kedalam lembah keragu-raguan dan hanya satu hal yang dia ketahui yaitu bahwa dia tidak mengetahui apapun.
  • Sangat menyedihkan hidup hanya mengkonsumsi teori. Yang terbaik adalah merubah kebijaksanaan menjadi cinta. Mencintai adalah yang terbaik. Kebahagiaan adalah perwujudan dari cinta.
  • Kita harus membangunkan kesadaran dengan berkat dari api cinta, kita harus mencintai agar mencapai kebahagiaan.
  • Intelektual hanyalah pikiran beku di otak kita.
  • Siapapun yang ingin mengalami kebahagiaan dan pencerahan harus menaklukan masa kecil yang hilang. Sangat baik merubah kebijaksanaan menjadi cinta.


Ada tiga tahap dalam menghilangkan penyimpangan psikologi yang biasa disebut ‘aku’/'diriku’/ego, emosi:

1. SADARLAH!!, AMATI, tanyakan, apa yang kita pikirkan? mengapa kita memikirkan hal itu? apa perasaan kita? mengapa perasaan itu muncul? emosi apa yang terjadi pada diriku? apa penyebabnya? siapa sebenarnya yang mengendalikan pikiran dan perasaanku ini? dari mana datangnya pikiran ini? apa perasaan ini baik untukku? apa perasaan ini lama-lama akan membunuhku jika kupikirkan terus? apakah yang ku kuatirkan? apakah yang kutakutkan akan benar terjadi??? Dsb,dsb..

Contoh: amati saat ada sesuatu yang membuat anda jadi sangat emosional, jangan menilai atau menghakimi, hanya amati…

Jika kamu menjadi satu dengan emosimu/ marahmu, tidak apa, tapi amatilah,amati setiap pikiran yang melogiskan dan membenarkan marah tersebut, mengapa saya harus marah, siapa aku, dia itu apa, dia hanya saudara kita yang juga menderita dan didalam dia ada nafas tuhan, mengapa hal itu membuat saya marah terhadap dia. Amati ego kita yang muncul.

Jika kesombongan/ kebanggaan muncul, tidak apa2, tapi jangan memperkuatnya, jangan pula menekan, amati, apa yang kamu dorong/tekan akan memberikan gaya berlawanan yang seimbang, aksi reaksi, pendulum yang ditekan akan memberikan balasan setara gaya yang dikenakan padanya, semakin emosi ditekan, semakin kuat dia mendorong.

Apapun yang kamu lakukan jangan melakukan dengan cara mekanikal, lakukan dengan kesadaran dan penuh perhatian. Hilangkan ketidakpedulian.dengan mengamati bahwa sebenarnya kita adalah budak emosi maka kita dapat masuk tahap ke-2,

2. PAHAMI!! dengan mengamati, kita akan menyadari betapa mekanikal, irasional, dan reaktifnya pikiran dan emosi kita, dan ini akan memberi tanda agar suatu saat kelak kita dapat kembali dan memahami lebih dalam akan pikiran dan perasaan tersebut. kita kadang melihat orang berlaku bodoh, tapi kita jarang melihat diri kita sendiri sebenarnya juga melakukan hal bodoh. jika kita melihat diri kita dengan ‘moment of now’ seperti kita melihat orang lain, maka kita tiba pada pemahaman diri kita,

3. ELIMINASI ego tersebut dengan mengosongkan. dengan mengosongkannya maka kita akan dapat mengisi kekosongan tersebut dengan cinta, kegelapan hilang karena cahaya datang. cara mengosongkan adalah dengan meditasi. meditasi sesungguhnya adalah berpikir, setiap kita berpikir kita bermeditasi. hidup memberi kita pelajaran dan pengalaman yang kita butuhkan untuk mengenali dan memahami diri kita yang sesungguhnya, dan bila kita gagal dalam mempelajari dan berubah, maka pengalaman itu akan berulang dalam kehidupan kita, itulah yang disebut karma.

mungkin konsep ini sulit diterima: bila kita mengamati diri kita, dan berpikir, lalu sebenarnya siapa yang diamati? siapa yang mengamati? kita dapat memisahkan diri kita dengan emosi kita, dengan pikiran dan niat jahat kita, lalu, siapakah aku?

jika kita ingin sukses dalam hidup, kita harus menghilangkan ‘aku’ sang ego. jika kita ingin menghilangkan ego, kita harus memisahkan diri dari semua penyimpangan dan cacat pikiran dan perasaan. jika kita ingin memisahkan diri dari kecacatan pikiran dan perasaan, jangan menghukum, mengutuk, atau menghakimi. hanya pahami saja..

jika kita menghakimi, kita menyembunyikannya dalam ruang kecil dipikiran kita, dan jika kita membenarkan emosi tersebut, kita sebenarnya malah menguatkan. bila kita memahami setiap defect, kita telah memisahkannya dan menghilangkannya dalam diri kita.

-Samael Aun Weor-


-Diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh THELIMITLESS-

Nb: walaupun Ilmu pengetahuan modern belum mengetahui sesuatupun tentang ini, tapi ini sudah dikenal secara umum sepanjang dunia ‘rahasia’, dibalik semua agama besar didunia. Bahwa pikiran dari seorang individu akan ‘menarik’ persamaan nya kedalam hidup (hal yang sama dengan yang dipikirkan). Ini disebut ‘the Law of Psychological Affinities’. Bila kita marah, kita akan menarik “ atom-atom” marah dari energi dan energi ini akan disatukan / disintesis ke dalam aliran darah .

Kita adalah apa yang kita makan: Tidak hanya makanan yang kita makan, tetapi citraan mental yang kita proses juga. Citraan mental adalah makanan pikiran. Mereka yang tidak mengubah bentuk citraan mental akan kesulitan mencerna mental/pikiran . maka, ambil nasihat ini: Berpikirlah secara positif! Bercita-cita, bersungguhlah untuk menjadi baik dan cintai sesamamu yang lain. Maka anda akan menarik kebaikan, dan orang-orang akan mengenali itu pada diri anda (sekalipun itu di bawah sadar mereka), dan itu akan membantu anda di dalam hidup sehari-hari.

Apakah mungkin untuk mengubah segalanya menjadi benar dan baik? Tidak, itu sungguh mustahil untuk kita, untuk hanya mengatakan, ” Aku tidak akan marah lagi.” Kita semua tahu bahwa itu adalah alur penyebab kesengsaraan dan kegagalan.  - pekerjaan besar dari realisasi diri - bukanlah sesuatu yang teoritis, itu adalah sesuatu yang kita harus jalani, saat ini juga. Kita harus menjadi praktisi.

Drama Kosmis bukan satu ideologi untuk diterima atau ditolak,seperti semudah mengubah pendapat seseorang. Kita dapat ubah partai politik kita hanya dengan perkataan, ” Aku sekarang mengikuti partai politik ini, Aku memilih mereka sekarang.” Bagaimanapun kita tidak bisa berharap untuk mengubah diri kita hanya dengan memikirkan atau percaya akan itu. Seseorang yang hidup dengan keras di dalam pikiran dan teori nya tidak akan melihat apapun yang riil dan mereka tidak akan berubah dalam diri yang lebih superior (diri yg lebih mulia) mereka. Oleh karena itu, ini adalah sesuatu yang kritis untuk dipahami. untuk berubah, pertama diperlukan pengetahuan,tentang apa yang harus ubah. Agar menjadi sesuatu yang berbeda, anda harus berhenti menjadi anda yang sekarang.


-Terima kasih-


Bila Anda tertarik dengan bagaimana membangun mindset dan metode yang tepat untuk mencapai kesuksesan dan keberlimpahan silakan mempelajari di buku saya: 

LIMITLESS ABUNDANCE: METODE ILMIAH YANG AMPUH UNTUK MEWUJUDKAN SEGALA KEINGINAN ANDA MELALUI PENYELARASAN DIRI DENGAN TUJUAN MULIA yang dapat dibaca di:

versi eBook di Googleplay 

No comments:

Post a Comment