Wednesday, May 27, 2015

Adversity Quotient - Kecerdasan Menghadapi Masalah



 Adversity Quotient -  Kecerdasan Menghadapi Masalah





Paul G. Stoltz. Pernah dengar nama itu?  Adversity Quotient. Pernah dengar istilah itu?

Lalu, apa hubungan keduanya? Kalau Anda belum pernah mendengar atau membaca tentang keduanya, ijinkan saya beritahu. Adversity Quotient adalah judul buku yang ditulis oleh Paul G.Stoltz tahun 1997, sekitar dua tahun setelah dunia digoncangkan oleh publisitas Emotional Quotient-nya Daniel Goleman. Dan setelah itu, sejumlah penulis menawarkan berbagai jenis “quotient” lainnya; dengan atau tanpa penelitian yang mendalam.
Apa terjemahan yang tepat untuk Adversity Quotient (AQ) ini? Kecerdasan mengatasi kesulitan, kecerdasan mengubah masalah menjadi berkah, dan kecerdasan adver-sitas adalah beberapa “terjemahan” yang digunakan kawan-kawan di Indonesia. Adversity sendiri punya sinonim nasib buruk, kemalangan, kesulitan, masalah, dan sejenisnya. Jadi, upaya menerjemahkan kata itu cukup sah buat saya. Namun untuk kepentingan tulisan ini, mari kita gunakan saja singkatannya: AQ.
Salah satu tiang utama penopang teori AQ adalah asumsi bahwa “kejadian atau peristiwa tidak penting, namun tanggapan atau respons terhadap kejadian akan menentukan masa depan”. Kejadian yang menimpa diri Anda tidak penting, tetapi bagaimana dan apa tanggapan Anda atau kejadian tersebut bersifat menentukan.
Contoh pertama: Atasan memarahi Anda karena laporan yang tidak akurat (kejadian). Lalu, Anda membenci dan menganggapnya kejam (tanggapan). Akibat atau hasilnya, hubungan Anda dengan atasan memburuk dan karier Anda terancam. Atau kejadian yang sama Anda tanggapi dengan melakukan instropeksi, berusaha memperbaiki kinerja, dan minta maaf atas ketidaktelitian Anda; maka, akibatnya hubungan Anda membaik dan karier Anda tidak terancam.
Contoh kedua: Anda mendapatkan warisan dari orangtua sebesar lima miliar rupiah (kejadian). Lalu, Anda menggunakannya untuk membeli mobil mewah dan liburan keluar negeri—ke Amerika selama dua seminggu, ke Eropa selama dua minggu, dan ke Australia selama seminggu—sesuai dengan cita-cita yang sudah lama Anda impikan (tanggapan). Hasilnya, warisan Anda ludes dalam sekejap. Atau, warisan yang sama Anda gunakan untuk membeli reksadana saham sebagai persiapan pensiun senilai dua setengah miliar; satu setengah miliar berikutnya Anda tabung dalam bentuk reksadana campuran untuk dana pendidikan ke universitas untuk tiga anak Anda yang sekarang berangkat remaja; sepuluh persennya Anda sumbangkan untuk amal dan sedekah anak yatim; sepuluh persen yang terakhir Anda gunakan untuk renovasi rumah, deposito dana darurat, dan sebagainya. Hasilnya, anak-anak lebih terjamin pendidikannya dan Anda siap menjemput masa pensiun kelak dengan gembira.
Contoh ketiga: kekasih yang sangat Anda cintai, meninggalkan Anda untuk menikah dengan teman karib Anda (kejadian). Lalu, Anda merasa terhina, kemudian melabrak mereka berdua dan melukai wajah mereka berdua. Hasilnya, Anda ditangkap polisi dan diproses hukum hingga masuk penjara. Atau kejadian yang sama Anda tanggapi dengan bersyukur, menganggap bahwa mungkin itu juga berkah terselubung dari Tuhan. Anda bahkan datang ke perkawinan mereka dan mendoakan mereka dengan ikhlas agar menjadi pasangan yang berbahagia. Hasilnya, Anda tenang untuk melangkah dan mencari pasangan baru pengganti kekasih tersebut.

K + T = H

 


Dalam tiga contoh di atas ada rumus bakunya, yakni: Kejadian + Tanggapan = Hasil (K+T=H). Dan hasil dari proses percengkeramaan “kejadian” dengan “tanggapan” itu lebih banyak ditentukan oleh “tanggapan” Anda atau “kejadian”; bukan didikte oleh “kejadian” itu sendiri. Anda bisa membuat atau mengolah setiap kejadian agar menjadi “kutuk” atau menjadi “berkah”; Anda bisa membuat peristiwa apapun menjadi pemicu untuk maju, atau penghancur semangat juang; Anda bisa membuat perlakuan-perlakuan orang yang tidak adil menjadi pemicu untuk bersikap adil, memperjuangkan keadilan, mengabdikan diri sebagai penegak hukum yang sungguh-sungguh, atau perlakuan yang tidak adil itu justru Anda ijinkan untuk menghancurkan motivasi untuk hidup dan berkarya.

Sungguh kita patut tak henti bersyukur bahwa Tuhan menciptakan kita semua (manusia) sebagai mahluk dengan kemampuan memberikan tanggapan-tanggapan secara kreatif. Output yang dihasilkan oleh manusia tidak selalu sama dengan input, karena kita bukan mesin produksi dipabrik sepatu. Kemalangan, dukacita, kesengsaraan, musibah, dan bencana, bisa kita tanggapi dengan konstruktif, beriman, berimajinasi, rekonstruksi memori, berpikir logis dan bertindak taktik, sehingga kemudian muncullah keriangan, suka cita, damai sejahtera, kebajikan, kearifan, dan sebagainya. Batas-batas kreativitas itu bahkan belum sepenuhnya bisa terpetakan oleh para periset dan cendikiawan yang pernah hidup sampai hari ini. Itu sebab berbagai kejadian yang paling buruk sekalipun bisa memunculkan inspirasi dan karya luar biasa dalam sejarah.

Apakah dengan memahami resep sukses bahwa K+T=H akan membuat Anda sukses? Itu saya tak berani jamin. Sebab bukan resep sukses ini yang penting; melainkan bagaimana sebuah resep sederhana macam begini Anda praktikkan gegap gempita dalam hidup, itulah yang paling menentukan. Dan kalau menggunakan cara berpikir AQ, maka resep sukses kali ini tidak lebih dari kejadian (K), sedangkan tanggapan (+T) Anda atas resep sukses inilah yang justru lebih menentukan hasilnya (=H).

C.O.R.E - Dimensi dalam Adversity Quotient






Menurut Stoltz (2007) Adversity Quotient memiliki 4 dimensi yang dapat mengukur kemampuan individu dan dapat mengevaluasi dimensi-dimensi yang dimilikinya.
  • Kendali/Control (C)
Dimensi C menunjukkan bagaimana seseorang merasa memiliki kendali terhadap peristiwa yang dialaminya. Semakin rendah adversity quotient seseorang dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya orang tersebut merasakan bahwa peristiwa-peristiwa yang buruk berada di luar kendali (locus of control eksternal), dan sedikit orang mampu mencegahnya atau membatasi kerugian-kerugiannya. Sebaliknya orang yang memiliki dimensi C tinggi merasa bahwa pada setiap kejadian  ia memiliki kendali di dalamnya, sehingga ia dapat mengubah situasi tersebut menjadi lebih baik sesuai dengan keinginannya (locus of control internal).
  • Jangkauan/reach (R)
Semakin rendah adversity quotient dan skor individu dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya individu memandang kesulitan sebagai sesuatu yang merasuki wilayah-wilayah lain kehidupannya. Sedangkan semakin tinggi adversity quotient dan skor individu dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya individu merespon kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas.
  •  Daya tahan/endurance (E)
Penelitian yang dilakukan oleh Lorraine Johnsons dan Stuart Biddle (dalam Stoltz, 2007) menunjukkan bahwa individu yang melihat kemampuan mereka sebagai penyebab kegagalan cenderung kurang bertahan dibandingkan dengan orang yang mengkaitkan kegagalan dengan usaha yang mereka lakukan. Oleh karena itu semakin tinggi adversity quotient dan skor individu dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya individu memandang kesuksesan sebagai seseuatu yang berlangsung lama. Sebaliknya individu yang memiliki adversity quotient dan skor individu dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya individu memandang kesulitan sebagai peristiwa yang berlangsung lama.
  •  Kepemilikan/origin and ownership (O2)
Semakin tinggi adversity quotient dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya individu memandang kesuksesan sebagai pekerjaannya dan kesulitan sebagai sesuatu yang berasal dari pihak luar. Sedangkan semakin rendah adversity quotion dalam dimensi ini, maka semakin besar kemungkinannya menganggap kesulitan sebagai sesuatu yang merupakan kesalahannya dan menganggap peristiwa baik sebagai keberuntungan yang diakibatkan kekuatan dari luar.

 

Jadi, bagaimana tanggapan Anda kali ini?

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------  Coba berapa score adversity quotient anda disini ?

Spoiler for Update : Test AQ anda:

Quote:
Berapa banyak kejadian buruk yang Anda alami pada kejadian harian rata-rata berikut? Apakah Anda termakan oleh peristiwa ini atau Anda membuat mereka menyebabkan kinerja anda meningkat kuat? Berikut adalah test Adversity Quotient (AQ) untuk menguji pola sadar tentang bagaimana orang merespons kesulitan, dan menunjukkan bagaimana meningkatkan dan, dengan demikian, membantu individu menjadi berharga di tempat kerja.

Adversity Response Profile

Bayangkan peristiwa berikut seolah-olah mereka terjadi sekarang. Kemudian lingkari jumlah yang mewakili jawaban Anda untuk setiap pertanyaan yang berkaitan.

Skala 1 – 5 sesuai jawaban masing2

1. Anda menderita kemunduran keuangan.
Sejauh mana Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
Tidak sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya

2. Anda diabaikan untuk promosi.
Sejauh mana Anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi?
Tidak bertanggung jawab sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya bertanggung jawab

3. Anda dikritik karena proyek besar yang baru saja Anda selesai.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 5 terbatas situasi ini

4. Anda tidak sengaja menghapus email penting.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
bersedih selamanya 1 2 3 4 5 cepat bangkit

5. Proyek prioritas tinggi yang sedang Anda kerjakan akan dibatalkan.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 5 terbatas situasi ini

6. Seseorang yang anda hormati mengabaikan upaya Anda untuk membahas masalah penting.
Sejauh mana Anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini?
Tidak bertanggung jawab sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya bertanggung jawab

7. Orang-orang tidak menanggapi dengan baik atas ide-ide terbaru Anda.
Sejauh mana Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
Tidak sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya

8. Anda tidak dapat mengambil liburan yang sangat dibutuhkan.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
bersedih selamanya 1 2 3 4 5 cepat bangkit

9. Anda selalu menemui lampu merah di jalan padahal ada janji penting.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 5 terbatas situasi ini

10. Setelah mencari sampai ke seluruh ruangan, Anda tidak dapat menemukan dokumen penting.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
bersedih selamanya 1 2 3 4 5 cepat bangkit

11. tempat Anda kerja adalah tidak memuaskan.
Sejauh mana Anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini?
Tidak bertanggung jawab sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya bertanggung jawab

12. Anda melewatkan janji penting.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 5 terbatas situasi ini

13. kewajiban pribadi Anda dan pekerjaan anda yang tidak seimbang.
Sejauh mana Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
Tidak sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya

14. Anda sepertinya tidak pernah memiliki cukup uang.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
bersedih selamanya 1 2 3 4 5 cepat bangkit

15. Anda tidak berolahraga secara teratur meskipun Anda tahu Anda harus.
Sejauh mana Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
Tidak sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya

16. Organisasi Anda tidak memenuhi tujuannya.
Sejauh mana Anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini?
Tidak bertanggung jawab sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya bertanggung jawab

17. Komputer Anda ngehang untuk ketiga kalinya minggu ini.
Sejauh mana Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
Tidak sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya

18. Pertemuan2 dimana Anda berada adalah benar2 membuang waktu.
Sejauh mana Anda merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi ini?
Tidak bertanggung jawab sama sekali 1 2 3 4 5 Sepenuhnya bertanggung jawab

19. Anda kehilangan sesuatu yang penting bagi Anda.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Bertahan selamanya 1 2 3 4 5 cepat lulus

20. Bos Anda dengan tegas tidak setuju dengan keputusan Anda.
Konsekuensi dari situasi ini akan:
Mempengaruhi semua aspek kehidupan saya 1 2 3 4 5 terbatas situasi ini


Scoring


Tanggapan AQ Anda terdiri dari empat dimensi CORE. Memahami mereka adalah langkah pertama menuju meningkatkan respons Anda terhadap kesulitan, memperluas kapasitas Anda, dan, pada akhirnya, meningkatkan keseluruhan AQ Anda.

Masukkan masing-masing dari 20 angka yang Anda dilingkari pada Adversity Response Profile di kotak sesuai yang muncul di bawah. Kemudian masukkan total untuk setiap kolom dalam kotak yang sesuai. Tambahkan empat total dan kemudian kalikan jumlahnya dengan dua untuk skor akhir Anda.

C ___ O___ R___ E___

1. ___ 2.___ 3. ___ 4. ___

7. ___ 6. ___ 5. ___ 8. ___

13 .___ 11 .___ 9. ___ 10 .___

15 .___ 16 .___ 12 .___ 14 .___

17 .___ 18 .___ 20 .___ 19 .___

Jumlah C = ___ Jumlah O = ___ Jumlah R = ___ Total E = ___

Jumlah (C + O + R + E) x 2 = ARP Skor = ________

Nilai rata-rata ARP adalah 147,5. berapa skor Anda? Lebih tinggi lebih baik. silakan share disini.


Bila Anda tertarik dengan bagaimana membangun mindset dan metode yang tepat untuk mencapai kesuksesan dan keberlimpahan silakan mempelajari di buku saya: 

LIMITLESS ABUNDANCE: METODE ILMIAH YANG AMPUH UNTUK MEWUJUDKAN SEGALA KEINGINAN ANDA MELALUI PENYELARASAN DIRI DENGAN TUJUAN MULIA yang dapat dibaca di:

versi eBook di Googleplay 



sumber :

www.mitrapembelajar. com
personalitydwijunianto.wordpress. com 

3 comments: